8 Alat Musik Bali dan Cara Memainkannya, Yuk Kenali dan Lestarikan!
Selain mempunyai keelokan alam yang mengagumkan, Bali mempunyai kultur dan budaya yang tidak kalah eksotisnya. Ini dapat disaksikan dari seni arsitektur bangunan, upacara keagamaan, tarian tradisionil, sampai alat musik Bali.
Seringkali nilai-nilai kultur dan budaya ini jadi daya magnet untuk beberapa pelancong untuk liburan ke Pulau Dewata ini. Nuansa Hindu yang kental memberi warna peninggalan budaya di sini.
Ingin ketahui alat musik Bali apa yang sampai saat ini masih dipakai beberapa warga asli Pulau Dewata?
Yok, Kita baca keterangan secara lengkap berikut ini!
Selainnya tarian tradisionilnya, seni musik dan Lagu Bali sudah menjadi satu diantara sisi penting dari budaya pulau dengan sebagian besar warga bermacam Hindu ini.
Seni ini sudah diturunkan dari angkatan ke angkatan dan jadi sisi yang tidak dapat dilepaskan dari budaya tradisionil.
Beberapa jenis musik tradisionil di Bali sudah ada semenjak jaman Bali Kuno, yakni mulai era kedelapan sampai 14 Masehi.
Penyebaran alat musik Bali biasanya terjadi di kota Denpasar, yakni dimulai dari Denpasar Timur, Denpasar Barat, Denpasar Utara, dan Denpasar Selatan.
Angklung, gender wayang, gong bhari, dan gambang jadi alat musik Bali paling tua yang diprediksi mulai dikenali di tahun 913 Masehi.
Walau secara letak geografis terpisah dari Pulau Jawa, nuansa budaya alat musik Bali mengenali yang bernama gamelan.
Gamelan sendiri sebagai beberapa kumpulan instrument musik yang terbagi dalam gambang, gong, gendang, kempul, bonang dan yang lain.
Penebaran gamelan sendiri sudah cukup semakin makin tambah meluas sebetulnya, dimulai dari Jawa, Madura, Bali, sampai ke Nusa Tenggara. Namun tiap wilayah mempunyai gamelan dengan ciri-ciri uniknya masing-masing yang sudah terakulturasi dengan budaya di tempat.
Gamelan Bali ini telah ada lama dan berdasar catatan pada Prasasti Bebetin, alat musik Bali ini telah berada di Bali semenjak tahun 896 M ataupun waktu Raja Ugrasena berkuasa di Bali.
Sekarang ini ada sekitaran 25 tipe gamelan yang berkembang di Bali, beberapa salah satunya dibuat dari bambu dan bekasnya dibuat dari logam.
Gamelan Bali sendiri dapat dipisah jadi tiga sisi besar, yakni Gamelan Tua, Gamelan Madya, dan Gamelan Baru. Pembagian ini berdasar perubahan musik tradisionil Bali tersebut.
Genggong ialah alat musik Bali yang keluarkan suara unik dan khas.
Supaya hasilkan suara, genggong dimainkan dengan ditiup sisi yang disebutkan dengan palayah.
Triknya, pegang ujung alat samping kiri memakai tangan kiri, dan pakai tangan kanan untuk menggenggam batang bambu.
Tiup sisi palayah secara perlahan-lahan dan genggong akan mengeluarkan bunyi.
Genggong dimainkan untuk rayakan ritus tradisi di sejumlah perdesaan Bali.
Alat musik Bali dimainkan dengan dipukul yang ini seperti gamelan, cuman material yang dipakainya berlainan.
Rindik memakai pisah-pilah bambu yang diatur dan tiap bambu itu sebagai wakil nada-nada tertentu dalam tangga suara pentatonis.
Langkah mainkan alat musik Bali ini dengan memukul bambu-bambu itu dengan alat khusus.
Rindik sama dengan kesenian yang namanya Joged Bumbung, sebuah tarian yang terhitung ke selingan rakyat. Hingga saat ini, rindik sering dipakai sebagai alat musik pendamping dalam acara pernikahan dan penyambutan tamu penting.
Alat musik Bali yang ini dapat disebut hasilkan watak suara yang unik dari musik-musik tradisionil Bali.
Dampak suara yang dibuat demikian aktif karena sebagai hasil kombinasi 8 buah logam bulat yang diadu keduanya.
Dari sisi wujud, ceng-ceng mempunyai nilai kultural yang kental.
Memiliki bentuk seperti kura-kura dan sisi tempurungnya jadi tempat ditempatkannya logam-logam bulat itu.
Pada kebudayaan Bali sendiri, kura-kura dipercayai memiliki kandungan nilai magic yang kuat.
Gangsa sebagai salah satunya instrument gamelan Bali.
Alat musik Bali ini dibuat dari perunggu dan umumnya dimainkan bersama gong besar, gong kebyar, dan tipe gong yang lain.
Menurut sejarahnya, alat musik gangsa dimainkan sebagai pemasti matra-matra lagu.
Tiap lantunan yang dari pukulan gangsa lengkapi kekentalan suara musik gamelan Bali.
Photo: explorebali.com
Alat musik Bali yang ini sebagai macam dari gangsa dalam jumlah bilah dan wujud selewah yang lain.
Keunikan yang lain sebagai pembanding ialah gangsa dimainkan dengan 2 alat jam hingga langkah permainannya juga sedikit berlainan.
Alat jam gender juga berlainan dengan gangsa.
Memiliki bentuk lebih seperti palu yang sisi ujung atasnya menjadi kecil dan tangkainya dibuat dari bambu gepeng.
Di bagian kepalanya berupa bulat gepeng dan dibuat dari kayu yang tidak demikian keras.
Kita dapat mendapati alat ini saat ritus tradisi Bali dan dimainkan pada awal atau pembukaan upacara.
Berlainan dengan suling secara umum, alat musik tiup dari Bali ini mempunyai wujud yang besar dan panjang. Pada bagian tubuhnya ada 6 buah lubang suara dan sebuah rongga tiup pada bagian ujungnya.
Alat musik Bali ini dimainkan dengan status diagonal untuk menampung dimensinya dan saat memainkan juga suling ini disandar di lantai.
Suling ini terhitung dari serangkaian alat musik Gamelan Gambuh. Ada tiga suling gambuh sebagai pokok gamelan dan perannya untuk mainkan part-part melodi.
Untuk menemani melodi ini, Gamelan Gambuh diperlengkapi dengan gendang kecil, ceng-ceng ricik, gong kecil, beberapa rebab, dan alat musik perkusi yang lain sebagai alat musik ritmisnya.
Sebagai alat musik Bali ritmis, kendang memiliki peran penting dalam barungan gamelan Bali.
Tetapi, ada pula beberapa barungan gamelan yang tidak mengikutsertakan kendang sebagai serangkaian instrumennya.
Pada umumnya, dalam sebuah ensambel gamelan, kendang dipisah jadi dua tipe, yakni kendang tunggal dan kendang berpasangan.
Kendang tunggal cuman dimainkan dengan seorang pemukul, dan pada kendang double ada 2 buah kendang dan 2 orang pemukul.
Dari sisi wujud, kendang terdiri jadi dua tipe, yakni kendang lanang yang berukurang lebih kecil dan kendang wadon yang memiliki ukuran semakin besar.
Nah itu ia Kita macam alat musik Bali yang kemungkinan belum Kita kenali. Walaupun begitu, alat musik ini yang membuat alunan musik ciri khas Bali yang kerap kita dengar saat berkunjung Pulau Dewata.
Bagaimana Kita, berminat untuk pelajarinya?